LP KEBUTUHAN KEBERSIHAN
A. KONSEP DASAR
1)
Definisi
Kebersihan diri maupun lingkungan merupakan
hal yang fundamental, dan tidak terlepas
dari kehidupan kita sehari – hari, begitu pula kita sering kali diingatkan
dengan slogan “ Kebersihan sebagian dari
pada iman “
yang berarti bahwa
kebersihan mencerminkan kekuatan
iman seseorang, kembali lagi hal tersebut merupakan hal dasar yang perlu
kita pahami dan kita lakukan secara berkesinambungan dari kita lahir sampai
kia tutup usia pada nantinya. Dalam kehidupan
sehari-hari kebersihan
merupakan hal yang sangat penting
dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan
psikis seseorang. Kebersihan itu
sendiri sangat dipengaruhi
oleh nilai individu
dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan,
sosial, keluarga, pendidikan,
persepsi seseorang terhadap kesehatan,
serta tingkat perkembangan. Jika
seseorang sakit, biasanya
masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita
menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan merupakan bagian dari
kebutuhan dasar manusia . ini berarti bahwa setiap manusia membutuhkan
kenyamanan pada diri dan lingkungan. dalam memberikan suasana atau memenuhi
kebutuhan tersebut bukan berarti perawat harus membersihkan lingkungan, tetapi
bagaimana perawat tersebut menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien.
kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan sangat penting karena akan berdampak
pada proses penyembuhan. Hal ini dapat dilihat pada klien yang mempunyai
lingkungan nyaman., tenang, dan klien tersebut merasakan kedamaian sehingga
stres yang terdapat pada dirinya akan hilang. Maka, proses pemulihan tubuh akan
lebih cepat dibandingkan dengan kondisi lingkungan yang tidak nyaman..
Terpenuhinya kebutuhan kebersihan dapat membangkitkan motivasi klien
untuk bekerja sama dalam program perawatan. pelaksanaan pemenuhan kebersihan diri
dan lingkungan pada klien dilakukan pada pasien yang tidak mampu secara sendiri
dalam memenuhi kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan. prosedur pemenuhan
kebutuhan diri dan lingkungan dalam pelayanan keperawatan dapat meliputi
menyiapkan tempat tidur tertutup dan terbuka, merawat kulit pada daerah yang
tertekan, merawat rambut, merawat gigi dan mulut, merawat kuku, higiene vulva,
dan memandikan pasien.
1) Menyiapkan
Tempat Tidur Terbuka dan Tertutup
Menyiapkan tempat tidur merupakan prosedur
pemenuhan kebutuhan diri dan lingkungan dengan memberikan tempat tidur yang
sesuai dengan kebutuhan klien. Dikatakan tempat tidur terbuka apabila tempat
tidur dalam keadaan terbuka atau tidak tertutup dengan seprai besar setelah
dipasang seprai , perlak, selimut, dan sarung bantal. Dapat juga dijelaskan
bahwa tempat tidur terbuka merupakan tempat tidur setelah dipasang seprai,
perlak, selimut, dan sarung bantal yang tidak ditutup secara keseluruhan oleh
seprai besar (dalam kondisi terbuka). Tempat tidur tertutup adalah tempat tidur
yang setelah dipasang seperangkat alat, seperti seprai, perlak, dan selimut
kemudian ditutup secara keseluruhan dengan seprai besar sehingga semuanya dalam
kondisi tertutup.
2) Merawat
Kulit Pada Daerah Tertekan
Perawatan kulit daerah tertekan merupakan
tindakan keperawatan untuk mempertahankan integritas kulit untuk mencegah
kerusakan jaringan lebih lanjut. Daerah yang sering terjadi luka tekan
(dekubitus) antara lain tonjolan tulang dan daerah mana saja mendapat atau
mengalami tekanan.
3) Merawat
Rambut
Merawat rambut merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk mencuci
dan menyisir rambut.
4) Merawat
Gigi dan Mulut
Merawat gigi dan mulut merupakan tindakan
keperawatan yang dilakukan pada klien yang dihospitalisasi. Tindakan ini dapat
dilakukan oleh pasien yang sadar secara mandiri atau dengan bantuan perawat.
Untuk pasien yang tidak mampu mempertahankan kebersihan mulut dan gigi secara
mandiri harus dibantu sepenuhnya oleh perawat.
5) Merawat
Kuku
Merawat kuku merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada klien yang tidak mampu merawat kuku secara mandiri.
6) Higiene
Vulva
Higiene vulva merupakan tindakan
keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu secara mandiri dalam
membersihkan vulva.
7) Memandikan
Pasien
Memandikan pasien merupakan tindakan
keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secra mandiri
atau memerlukan bantuan.
2)
Klasifikasi
Higiene personal / kebersihan diri merupakan salah satu tindakan
keperawatan dasar yang rutin dilakukan oleh perawat setiap hari di rumah sakit. Tindak tersebut meliputi sebagai berikut.
1. Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh.
2. Perawatan mata.
3. Perawatan hidung.
4. Perawatan telinga
5. Perawatan gigi dan mulut.
6. Perawatan kuku tangan dan kaki.
7. Perawatan genitalia.
8. Perawatan tubuh (memandikan).
9. Perawatan pakaian
Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk (2015) terdapat beberapa
jenis Personal Hygiene , yaitu:
a. Berdasarkan Waktu Pelaksanaan
Personal hygiene dapat dibagi
menjadi 4 (empat) :
1) Perawatan dini hari
Merupakan perawatan dari
yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan seperti
persiapan dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine/feses) dan mempersiapkan
pasien melakukan sarapan.
2) Perawatan pagi hari
Perawatan yang digunakan
setelah melakukan sarapan pagi, perawat melakukan pertolongan dalam pemenuhan
kebutuhan eliminasi (mandi,bab, dan bak) sampai merapihkan tempat tidur pasien.
3) Perawatan
siang hari
Setelah makan siang
melakukan pearwatan diri antara lain, mencuci piring, membersihkan tangan dan
mulut. Setelah itu, Perawatan diri yang dilakukan setelah melakukan berbagai
tindakan pengobatan serta membersihkan tempat tidur pasien.
4) Perawatan
menjelang tidur
Perawatan yang dilakukan
saat menjelang tidur agar pasien dapat beristirahat dengan nyaman seperti,
mencuci tangan, membersihkan wajah dan menyikat gigi.
b. Berdasarkan Tempat
1. Personal
Hygiene pada kulit
Kulit merupakan salah
satu bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh dari berbagai kuman,
sehingga diperlukan perawatan yang baik dan bermanfaat sebagai:
a)
Mengatur keseimbangan
tubuh dan membantu produksi keringat serta penguapan.
b)
Sebagai indra peraba
yang membantu tubuh menerima rangsangan.
c)
Membantu keseimbangan
cairan dan elektrolit yang mencegah pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.
d)
Menghasilkan minyak
untuk menjaga kelembapan kulit.
e)
Menghasilkan dan
menyerap vitamin D sebagai penghubung atau pemberian vitamin D dari sinar
ultraviolet matahari.
Faktor yang mempengaruhi perubahan dan kebutuhan pada
kulit:
(1)
Umur
Perubahan kulit dapat
ditentukan oleh umur seseorang. Seperti pada bayi yang kondisi kulitnya masih
sensitif sangat rawan terhadap masuknya kuman. Sebalikan pada orang dewasa
kondisi kulit sudah memiliki kematangan sehingga fungsinya sebagai pelindung
sudah baik
(2)
Jaringan kulit
Perubahan kulit dapat di
pengaruhi oleh struktur jaringan kulit. Apabila jaringan kulit rusak maka
terjadi perubahan pada struktur kulit.
(3)
Kondisi atau keadaan
lingkungan
Keadaan lingkungan dapat
mempengaruhi keadaan kulit secara utuh adalah keadaan panas, adanya nyeri
akibat sentuhan atau tekanan.
2.
Personal hygiene pada
kuku dan kaki
Perawatan kaki dan kuku
sering kali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau kaki, dan
cedera jaringan lunak. Akan tetapi sering kali orang tidak sadar akan masalah
kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidak nyamanan. Menjaga kebersihan
kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat
masuk kedalam tubuh melalui kuku. Perawatan dapat di gabungkan saat mandi atau
pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku penting dalam
mempertahankan perawatan diri agar klien memiliki kulit utuh dan permukaan
kulit yang lembut, klien merasa nyaman dan bersih, klien akan memahami dan
melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.
Gangguan pada kuku:
a)
Ingrown nail: kuku
tangan yang tidak tumbuh dan dirasakan sakit pada daerah tersebut.
b)
Paronychia: radang di
sekitar jaringan kuku.
c)
Ram’s horn nail:
gangguan kuku yang ditandai dengan pertumbuhan kuku yang lambat disertai dengan
kerusakan dasar kuku yang berlebihan.
d)
Tinea pedis: terdapat
garutan kekuningan pada lempengan kuku yang pada akhirnya menyebabkan seluruh
kuku menjadi tebal, berubah warna dan rapuh. Penyakit ini disebabkan oleh
infeksi jamur epidermophyon, trichopyton, microporium dan C. Albicans dikaki.
e)
Bau tidak sedap: reaksi
mikro organisme yang menyebabkan bau tidak sedap
3.
Personal hygiene pada
rambut
Rambut merupakan bagian
dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi dan pengantar suhu. Inikasi
perubahan status kesehatan diri juga dapat dilihat dari rambut. Perawatan ini
bermanfaat mencegah infeksi daerah kepala. Tujuan membersihkan kepala agar menghilangkan
debu dan kotoran yng melekat di rambut dan kulit kepala.
Fungsi rambut:
a)
Sebagai proteksi dan
pengantar suhu (melindungi dari panas)
b)
Keindahan atau
mempercantik penampilan.
Gangguan pada rambut:
a.
Ketombe yaitu pelepasan
kulit kepala yang disertai rasa gatal
b.
Kutu (Pediculotis
Cepitis) yaitu kutu ini menghisap darah dan menyebabkan rasa
gatal.
c.
Sebor heic dermatitis
yaitu merupakan radang pada kulit kepala yang ditumbuhi rambut.
d.
Alopeia (kehilangan
rambut) dapat disebabkan oleh penggunaan alat pelurus atau pengeriting rambut,
pengikat rambut yang terlalu kuat dan pemakaian produk perawatan rambut yang
tidak cocok.
4.
Personal hygiene gigi
dan mulut
Gigi dan mulut merupakan
bagian pertama dari sistem pencernaan dan merupakan bagian sistem tambahan dari
sistem pernafasan. Dalam rongga mulut terdapat gigi dan lidah yang berperan
penting dalam proses pencernaan awal. Selain gigi dan lidah, adapula saliva
yang penting utuk membersihkan mulut secara mekanis mulut merupakan rongga yang
tidak bersih dan penuh dengan bakteri, karenanya harus selalu dibersihkan
adapun salah satu tujuan perawatan gigi dan mulut adalah untuk mencegah
penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut.
Gangguan pada gigi dan mulut:
a)
Halitosis
Yaitu bau nafas yang tidak sedap,
biasanya dikarenakan oleh kuman atau hal lain.
b)
Periodonatala Disease
Yaitu gigi yang mengalami pendarahan
dan membengkak.
c)
Glositis
Adalah radang yang terjadi pada
lidah.
d)
Kilosis
Kilosis adalah bibir yang
pecah-pecah, hal ini dapat terjadi karena Hipersalivasi, nafsu mulut dan
defisiensi riboflavin.
5.
Personal hygiene pada
genetalia
Perawatan diri pada
genetalia adalah untuk mencegah infeksi, mencegah kerusakan kulit, meningkatkan
kenyamanan serta mempertahankan kebersihan diri (potter dan perry, 2000 dalam
buku mubarak, 2015). Perawatan genetalia perempuan pada eksterna yang terdiri atas
mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, uretra, vagina, perineum
dan anus. Sedangkan pada laki-laki pada daerah ujung penis untuk mencegah
penumpukan sisa urine.
Tujuan :
1)
Mencegah dan mengontrol
infeksi
2)
Mempertahankan
kebersihan genetalia
3)
Meningkatkan kenyamanan dan
mempertahankan personal hygiene
4)
Mencegah kerusakan kulit
3) Etiologi
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri
adalah:
1) Faktor
Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak
mampu melakukan perawatan diri.
c. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan
perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
2) Faktor
presipitasi
Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi
yang dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Antara lain:
a. Body
image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik
sosial
Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan
diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status
sosial-ekonomi.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan
seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yqang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting,
karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita Diabetes Millitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.
4) Faktor-faktor
yang mempengaruhi
Menurut hidayat (2008), pemenuhan perawatan diri di
pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya budaya, nilai sosial pada individu
atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap
perawatan diri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan personal
hygiene (Perry dan Potter, 2005), yaitu :
a.
Citra tubuh
Penampilan umum pasien
dapat menggambarkan pentingnya higiene pada orang tersebut. Citra tubuh
merupakan konsep subjektif seseorang
tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh
mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat berubah akibat
adanya pembedahan atau penyakit fisik maka harus membuat suatu usaha ekstra
untuk meningkatkan higiene.
b.
Praktik sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang pasien
berhubungan dapat mempengaruhi praktik higiene pribadi. Selama masa kanakkanak,
kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan
keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air
mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan
kebersihan.
c.
Status sosio ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis
dan tingkat praktik kebersihan yang dilakukan. Apakah dapat menyediakan
bahan-bahan yang penting seperti deodoran, sampo, pasta gigi, dan kosmestik
(alat-alat yang membantu dalam memelihara higiene dalam lingkungan rumah)
d.
Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya higiene dan
implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik higiene. Kendati demikian,
pengetahuan itu sendiri tidak cukup, harus termotivasi untuk memelihara
perawatan diri.
e.
Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi
mempengaruhi perawatan higiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda
mengikuti praktek perawatan diri yang berbeda.
f.
Pilihan pribadi
Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk
perawatan diri, memilih produk yang ingin digunakan, dan memilih bagaimana cara
melakukan higiene.
g.
Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat
diri berkurang sehingga perlu bantuan untuk melakukan perawatan diri.
Menurut Notoatmodjo 2007, teori yang mempengaruhi
perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain
teori Lawrence Green (1980). Menurut Lewrence Green dalam perilaku kesehatan di
pengaruhi oleh tiga faktor yaitu :
1.
Faktor predisposisi
Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan, sikap,
kepercayaan, tradisi, nilai budaya atau norma yang diyakini seseorang
2.
Faktor pendukung
Yaitu faktor lingkungan yang memfasilitasi perilaku
seseorang. Faktor pendukung di sini adalah ketersediaan sumber-sumber atau
fasilitas. Misalnya puskesmas, obat-obatan, alat- alat kontrasepsi, jamban, air
bersih dan sebagainya
3.
Faktor pendorong atau
penguat
Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan
memeperoleh dukungan atau tidak. Faktor ini terwujud dalam sikap dan perilaku.
Perilaku orang lain yang berpengaruh (tokoh masyarakat, tokoh agama, guru,
petugas kesehatan, keluarga, pemegang kekuasaan) yang dapat menjadi pendorong
seseorang untuk berperilaku.
5) Tujuan
Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara
kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu
sehingga dapat mencegah tinbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain,
sementara secara khusus tujuan perawatan personal hygiene adalah :
a. Menghilangkan
bau badan yang berlebihan.
b. Memelihara
integritas permukaan kulit
c. Menghilangkan
keringat, sel-sel kulit yang mati dan bakteri.
d. Menciptakan
keindahan.
e. Meningkatkan
derajat kesehatan seseorang.
6) Dampak
dari masalah
a. Dampak
fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita
seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
b. Gangguan
psikososial
Maslah sosial yang berhubungan dengan
personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, aktualisasi diri menurun, dan gangguan dalam interaksi sosial.
B. ASUHAN
KEPERAWATAN
1)
Pengkajian
Pengkajian
merupakan langkah awal dalam asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan yang bertujuan untuk pengumpulan data atau informasi, analisis data
dan penentuan permasalahan atau diagnosis keperawatan. Manfaat pengkajian
keperawatan adalah membantu mengidentifikasi status kesehatan, pola pertahanan
klien, kekuatan serta merumuskan diagnosa keperawatan yang terdiri dari tiga
tahap yaitu pengumpulan, pengelompokan dan pengorganisasian serta menganalisa
dan merumuskan diagnosa keperawatan.
a.
Anamnesa
-
Identitas pasien dan penanggung jawab
Nama, umur, alamat, agama, pekerjaan, dan
pendidikan.
-
Keluhan Utama
Merupakan pernyataan pasien mengenai masalah atau
penyakit yang mendorong pasien memeriksakan diri atau keluhan yang paling
dirasakan klien, yang membawa klien datang ke RS.
-
Riwayat penyakit sekarang
Merupakan tahapan yang penting karena melalui kegiatan
ini akan diperoleh gambaran secara kronologis mengenai mulai pertama keluhan
dirasakan dan hal-hal yang terkait termasuk lokasi, durasi, hubungannya dengan
fungsi fisiologis maupun pengobatan yang pernah dialami.
-
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit dulu yang pernah diderita oleh pasien
-
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit yang diderita oleh keluarga baik itu
penyakit menular, dan menurun
b.
Pola kesehatan sehari-hari
-
Pola nutrisi
Pola asupan makanan pasien meliputi, pola makan, minum,
dan kecukupan gizi pasien
-
Pola eliminasi
Pola pasien dalam BAK dan BAB yang meliputi, warna,
frekuensi, konsistensi.
-
Pola aktivitas
Gerakan pasien meliputi, pekerjaan pasien yang dapat
mengendorkan otot, kebiasaan tidur dan istirahat pasien
-
Personal hygiene
Kebiasaan pasien menjaga kebersihan tubuh, kulit kepala,
rambut, gigi, dan genetalia, dengan cara mandi, keramas, menggosok gigi, dan
lain-lain.
c.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik
kaji personal hygiene individu, mulai dari ekstremitas atas sampai bawah.
1)
Rambut
Amati kondisi rambut
(warna, tekstur, kuantitas) apakah tampak kusam, Apakah ditemukan kerontokan.
2)
Kepala
Amati dengan saksama
kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya ketombe, kebotakan atau tanda-tanda
kemerahan.
3)
Mata
Amati adanya tanda-tanda
ikterius, konjungtiva pucat, sekret pada kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal
pada mata.
4)
Hidung
Amati kondisi kebersihan
hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tidak
kunjung sembuh, tanda-tanda alergi atau perubahan pada daya penciuman.
5)
Mulut
Amati kondisi mukosa
mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi
atau seriawan, kekeringan, atau pecah-pecah.
6)
Gigi
Amati kondisi kebersihan
gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah,
tidak lengkap, atau gigi palsu.
7)
Telinga
Amati kondisi dan
kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi,
infeksi atau perubahan daya pendengaran.
8)
Kulit
Amati kondisi kulit
(tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan
warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus.
9)
Kuku tangan dan kaki
amati bentuk dan
kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.
10)
Genetalia
Amati kondisi dan
kebersihan genetalia berikut area perineum. Perhatikan pola pertumbuhan rambut
pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
11)
personal hygiene secara
umum
Amati kondisi dan
kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan pada kulit atau bentuk
tubuh.
d.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan medis yang
dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit tertentu. Pemeriksaan ini
umumnya dilakukan setelah pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat keluhan
atau riwayat penyakit pada pasien.
e.
Penatalaksanaan
Beberapa macam penatalaksana
personal hygiene, yaitu:
a. Personal hygiene pada kulit
Cara merawat kulit sebagai berikut:
1)
Mandi minimal dua kali
sehari/ setelah beraktifitas
2)
Gunakan sabun yang tidak
bersifat iritatif
3)
Jangan gunakan sabun
mandi untuk wajah
4)
Menyabuni seluruh tubuh
terutama daerah lipatan kulit, misalnya sela-sela jari, ketiak dan belakang
telinga.
5)
Mengeringkan tubuh
dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan, badan, hingga kaki.
b. Personal hygiene pada kuku dan kaki
Cara merawat kuku:
1)
Kuku jari tangan dapat
di potong dengan pengikir atau memotong dalam bentuk oval(bujur) atau mengikuti
bentuk jari.
2)
Jangan memotong kuku
terlalu pendek karena bisa melukai selaput kulit dan kulit di sekitar kuku.
3)
Jangan membersihkan
kotoran di balik kuku dengan benda tajam, sebab akan merusak jaringan di bawah
kuku.
4)
Potong kuku seminggu
sekali atau sesuai kebutuhan.
5)
Khusus untuk jari kaki
sebaiknya kuku di potong segera setelah mandi atau di rendam dengan air hangat
terlebih dahulu.
6)
Jangan menggigiti kuku
karena akan merusak bagian kuku.
c. Personal hygiene pada rambut
Cara merawat rambut:
1)
Cuci rambut 1-2 kali
seminggu (sesuai kebutuhan) dengan memakai sampo yang cocok.
2)
Pangkas rambut agar
terlihat rapih.
3)
Gunakan sisir yang
bergigi besar untuk merapikan rambut keriting dan olesi rambut dengan minyak.
4)
Jangan gunakan sisir
yang bergigi tajam karena bisa melukai kulit kepala.
5)
Pijat-pijat kulit kepala
pada saat mencuci rambut untuk merangsang pertumbuhan rambut.
6)
Pada jenis rambut ikal
dan kriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung hingga ke pangkal dengan
pelan dan hati-hati.
d. Personal hygiene pada mata
Cara merawat mata:
1)
Usaplah kotoran mata
dari sudut mata bagian dalam kesudut
bagian luar
2)
Saat mengusap mata
gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut
3)
Lindungi mata dari
kemasukan debu dan kotoran
4)
Bila menggunakan
kacamata, hendaklah selalu dipakai
5)
Bila mata sakit cepat
periksakan kedokter
e. Personal hygiene pada hidung
Cara merawat hidung:
1)
Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda
kecil
2)
Jangan biarkan benda
kecil masuk kedalam hidung
3)
Sewaktu mengeluarkan
debu dari lubang hidung, hembuskan secara perlahan dengan membiarkan lubang
hidung terbuka.
4)
Jangan mengeluarkan
kotoran dari lubang hidung dengan menggunakan jari karena dapat mengiritasi
mukosa hidung.
f. Personal hygiene pada gigi dan mulut
Cara merawat hidung dan mulut :
1) Tidak makan-makanan yang terlalu manis dan asam
2) Tidak menggunakan gigi atau mencongkel benda keras.
3) Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang menyebabkan
gigi patah.
4) Menyikat gigi
sesudah makan dan khususnya sebelum tidur.
5) Menyikat gigi dari atas kebawah dan seterusnya
6) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus dan kecil.
7) Memeriksa gigi secara teratur setiap enam bulan.
g. Personal hygiene pada telinga
Cara merawat telinga :
1) Bila ada kotoran yang menyumbat telinga keluarkan secara
perlahan dengan menggunakan penyedot telinga
2) Bila menggunakan air yang disemprotkan lakukan dengan
hati-hati agar tidak terkena air yang berlebihan
3) Aliran air yang masuk hendaklah diarahkan kesaluran
telingan dan bukan langsung kegendang telinga.
4) Jangan menggunakan alat yang tajam untuk membersihkan
telinga karena dapat merusak gendang telinga.
h. Personal hygiene pada genetalia
Cara merawat genetalia:
1)
Wanita: perawatan
perineum dan area genetalia eksterna di lakukan pada saat mandi 2x sehari
2)
Pria: perawatan di
lakukan 2x sehari pada saat mandi. Pada pria terutama yang belum di sirkumsisi
karena adanya kulup pada penis yang menyebabkan urine mudah terkumpul di
sekitar gland penis yang lama kelamaan dapat menyebabkan timbulnya berbagai
penyakit seperti kanker penis.
2)
Pathway
![]() |
Nyeri, Gangguan muskulosketal, Gangguan
Neuromuskuler, kelemahan, penurunan kesehartan, penurunan motivasi, penurunan
psikogis
![]() |
Hambatan atau ketidakmampuan melakukan aktivitas
perawatan diri
![]() |
|||||||||
![]() |
![]() |
![]() |
|||||||
![]() |
Ketidakmampuan Ketidakmampuan Ketidakmampuan Ketidakmampuan
Membasuh tubuh - Memakai pakaian - Menyiapkan alat - BAK/BAB
Mengambil air dan - melepas pakaian
Makan secara mandiri
Perlengkapan mandi - Menelan makanan
Mengeringkan tubuh - memegang alat
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
Defisi Perawatan Mandi Defisit Perawatan Defisit
Perawatan Defisit perawatan
Berpakaian makan BAB/BAK
Defisit Perawatan Diri
3)
Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses penyusunan
berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau
mengurangi masalah-masalah klien. Perencanaan ini merupakan langkah ketiga
dalam membuat suatu proses keperawatan.
No |
DIAGNOSA
(SDKI) |
KRITERIA
HASIL (SLKI) |
INTERVENSI(SIKI) |
1. |
D.0109 Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan status
kesehatan sehingga tidak mampu melakukan perawatan diri secara mandiri Penyebab 1. Gangguan muskuloskeletal 2. Gangguan
neuromuskuler 3. Kelemahan 4. Gangguan
psikologis 5. Penurunan
motivasi/minat |
L.11103 setelah dilakukan
tindakan 1 x 24 jam bisa mencapai status kemampuan gerak dan peningkatan
kekuatan muskular dengan kriteria hasil: -
Kemampuan mandi meningkat -
Kemampuan mengenakan pakaian meningkat -
Kemampuan makan meningkat -
Kemampuan ke toilet (BAB/BAK) meningkat -
Verbalisasi keinginan melakukan perawatan
diri -
Minat perawatan diri -
Mempertahankan kebersihan diri
mempertahankan kebersihan mulut |
l.11352 Dukungan perawatan
diri : mandi · Observasi 1. Identifikasi usia dan budaya dalam membantu
kebersihan diri 2. Identifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan 3. Monitor kebersihan tubuh (misal : rambut, mulut,
kulit, kuku) 4. Monitor integritas kulit · Terapeutik 1. Sediakan peralatan mandi (mis. Sabun, sikat gigi,
shampo, pelembap kulit) 2. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman 3. Fasilitas menggosok gigi, sesuai kebutuhan 4. Fasilitas mandi, sesuai kebutuhan 5. Pertahankan kebersihan diri 6. Berikan bantuan sesuai tingkat kemandirian · Edukasi 1. Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi
terhadap kesehatan 2. Ajarkan keluarga cara memandikan pasien, jika
perlu I. 11351 Dukungan perawatan
diri makan/minum Observasi ·
Identifikasi diet yang
dianjurkan ·
Monitor kemampuan
menelan Terapeutik ·
Ciptakan lingkungan
yang aman saat makan ·
Atur posisi ·
Siapkan makanan dengan
suhu yang pas ·
Berikan bantuan saat
makan dan minum Edukasi ·
Jelaskan posisi makan
makanan Kolaborasi ·
Kolaborasi pemberian
obat I. 11350 Dukungan perawatan
dirri berpakaian Observasi ·
Identifikasi budaya
pasien saat berpakaian Terapeutik ·
Sediakan lingkungan
yang nyaman ·
Siapkan keperluan
pribadi ·
Mendampingi saat
perawatan ·
Fasilitasi kemandirian ·
Jadwalkan rutinitas Edukasi ·
Anjurkan melakukan
perawatan diri secara konsisten l.11349 Dukungan perawatan diri BAB/BAK Observasi ·
Identifikasi kebiasaan BAK/BAB ·
Monitor integritas kulit Terapeutik ·
Buka pakaian untuk mempermudah eliminasi ·
Dukung penggunaan toilet ·
Jaga privasi klien ·
Bersihkan alat bantu eliminasi ·
Latih Bab/Bak sesuai jadwal Edukasi ·
Anjurkan Bab/Bak secara rutin |
DAFTAR
PUSTAKA
PPNI. Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnosis, Edisi I
. Jakarta : DPP PPNI. 2017
PPNI.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan ,
Edisi I.
Jakarta : DPP PPNI. 2018
PPNI.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria hasil Keperawatan,
Edisi I.
Jakarta : DPP PPNI. 2018
Rosdahl, C., &
Kowalski, M. (2014). Buku ajar keperawatan dasar. Vol. 2 Edisi 10. Jakarta:
EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar