KEBUTUHAN AKTIVITAS ISTIRAHAT
A.
KONSEP DASAR
a.
Definisi
Salah satu
tanda kesehatan adalah asanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas, seperti
berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak lepas dari
keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal.
Aktivitas
adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup.
Istirahat merupakan
keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan.
Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat
badan menjadi lebih segar.
b.
Klasifikasi
1) Body mecanic adalah penggunaan organ system
secara efesien selektif sesuai fungsinya. Setiap aktifitas yang dibutuhkan
perawat harus memperhatikan body mecanic yang benar seperti mengangkat atau
memindahkan pasien.
2) Ortopedik merupakan pencegahan/memperbaiki
dari gangguan obat, orang yang badrest.
3) Body mecanic terbagi
- Body Dilighment/posture karena otot dan rangka
besar
- Keseimbangan sesuai dengan garis sumbu dengan
sentralnya adalah grafis
- Koordinasi pergerakan tubuh, kemampuan tubuh
dalam menjalankan keseimbangan.
c.
Etiologi
1. Rutinitas
Rutinitas/pekerjaan
seseorang akan memengaruhi gerakannya/aktivitasnya dan memengaruhi pola
istirahatnya
2. Kerusakan sistem saraf
Seseorang yang sistem
saraf terganggu dapat memengaruhi ktivitas maupun istirahatnya.
3. Gangguan tidur
d.
Manifestasi Klinik
Manifestasi pada
gangguan aktivitas yaitu tidak mampu bergerak secara mandiri atau perlu bantuan
alat/orang lain, memiliki hambatan dalam berdiri dan juga berjalan
e.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. Usia
Usia mempengaruhi tingkat
perkembangan neuromorculer tubuh secara proposional, tentang tubuh, postur
pergerakan, dn reflek baik yang optimal
2. Penyakit
Cacat tubuh, luka
pembedahan, penyakit yang memengaruhi aktivitas.
3. Gaya hidup
4. Pengetahuan kesehatan tentang mobilisasi,
masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dampak positif dan negatif dari
pergerakan tubuh
5. Nutrisi
Asupan nutrisi dengan
seimbang sangat mempengaruhi kerja otot
6. Psikososial
7. Pekerjaan dan lingkungan
8. Kebudayaan
Kebudayaan
tertentu membatasi mobilisasi seseorang.
f.
Komplikasi
-
Denyut nadi
frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur
-
Tekanan darah
mengalami penurunan
-
Suhu tubuh
menurun dan emosi stabil
g. Penatalaksanaan
-
Pencegahan
primer
Suatu proses episodic
pencegahan primer diarahkan pada pencegahan imobiltas dan ketidakaktifan
a. Hambatan terhadap latihan
b. Pengembangan progam latihan
c. Keamanan
-
Pencegahan
Sekunder
Menfokuskan pada
pemeliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi
-
Penatalaksanaan
Terapeutik
f. Pathway / Rumusan Masalah
Usia |
Fisiologis |
Gaya hidup |
Nutrisi |
Pengetahuan |
Kelemahan lansia |
·
Kurangnya pengetahuan ·
Salah persepsi |
·
hipertensi ·
stroke ·
gangguan neuromuskular |
·
Under weight ·
Over weight |
·
Pekerjaan ·
Rutinitas sehari-hari |
·
Gangguan Personal
hygn |
Gangguan
mobilitas fisik |
·
Bedrest ·
Pucat ·
Lemah ·
Kurang beraktivitas |
·
Bedrest ·
Lemas ·
Sulit menggunakan
ekstermitas |
·
Nyeri ·
Fraktur ·
Lemah ·
Bedrest |
GANGGUAN
AKTIVITAS |
Intoleransi
Aktivitas |
B.
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap masalah
kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengakjian khusus masalah nutrisi dan
pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi
a)
Anemnesia
Riwayat makanan meliputi informasi atau
keterangan tentang pola makanan tipe makanan dihindari ataupun diabaikan,
makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan
jenis makanan untuk sekarang dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
1. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat
dilakukan pengkajian
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita tentang riwayat penyakit,
perjalanan dari rumah ke rumah sakit
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien
mempunyai penyakit di masa lalu maupun sekarang
4. Riwayat penyakit Keluarga
Data
yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah keluarga ada yang
memiliki riwayat penyakit menurun maupun menular.
2.
Pola kesehatan sehari-hari
- Pola nutrisi
Pola asupan makanan pasien meliputi, pola
makan, minum, dan kecukupan gizi pasien
- Pola eliminasi
Pola pasien dalam BAK dan
BAB yang meliputi, warna, frekuensi, konsistensi.
-
Pola aktivitas
Gerakan pasien meliputi,
pekerjaan pasien yang dapat mengendorkan otot, kebiasaan tidur dan istirahat
pasien
-
Personal
hygiene
Kebiasaan pasien menjaga
kebersihan tubuh, kulit kepala, rambut, gigi, dan genetalia, dengan cara mandi,
keramas, menggosok gigi, dan lain-lain.
3.
Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien
berpengaruh terhadap aktivits. Dengan mengkaji menggunakan Skala Coma Glasglow
(GCS) dengan hasil 14-15 : normal, 11-13 : disfungsi sedang, 10 atau kurang :
disfungsi berat.
- Respon
membuka mata
4 : spontan
3 : terhadap perintah
2 : terhadap nyeri
1 : tidak ada respon
- Respon
verbal
5 : terorientasi
4 : Bingung
3 : kata yang tidak
teratur
2 : tidak dapat
dimengerti
1 : tidak ada
- Respon
motorik
6 : mematuhi perintah
5 : lokalisasi nyeri
4 : penarikan karena
sakit
3 : fleksi abnormal
2 : tidak dapat
dimengerti
1 : tidak ada respon
b. Postur atau bentuk tubuh
Skoliosis, melengkungnya
tulang belakang kearah samping, mengakibatkan tubuh melengkung ke kanan/kiri.
Kifosis, perubahan kelengkungan
pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga menjadi bongkok.
Lordosis, kelengkungan
tulang belakang kearah pinggang kearah depan sehingga kepala tertarik kearaha
belakang.
c. Ekstermitas
Kaji kekuatan
otot pasien dengn menggunakan skala kekuatan otot.
4. Pemeriksaan
penunjang
a. Sinar-X
Sinar-X tulang
menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan hubungan tulang
b. EKG
c. CT-Scan
Pemeriksaan ini
menunjukkan rincian bidang tertentu tulang dan dapat memperlihatkan tumor
jaringan lunak/cedera tendon.
d. MRI (Magnetik Resonance Imaging)
MRI digunakan
untuk memperlihatkan abnormalitas
5. Perencanaan
No |
DIAGNOSA
(SDKI) |
KRITERIA
HASIL (SLKI) |
INTERVENSI(SIKI) |
1. |
D.0056 Gangguan mobilitas fisik Definisi : Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu
atau lebih ekstermitas secara mandiri.
Penyebab :
|
L.05042 Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama 1x24 kunjungan, maka Mobilitas Fisik meningkat,dengan kriteria hasil :
|
I.05173 Dukungan
Mobilisasi memfasilitasi pasien untuk meningkatkan
aktivitas fisik Observasi 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan
pergerakan 3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
sebelum memulai mobilisasi 4. Monitor
kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Terapeutik 1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
bantu (misalnya tongkat) 2. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu 3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi 1. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi 2. Anjurkan melakukan mobilisasi dini 3. Anjurkan mobilisasi sederhana
Dukungan Ambulasi (l.06171) 1.
Observasi §
Identifikasi adanya nyeri atau
keluhan fisik lainnya §
Identifikasi toleransi fisik
melakukan ambulasi §
Monitor frekuensi jantung dan
tekanan darah sebelum memulai ambulasi §
Monitor kondisi umum selama
melakukan ambulasi 2.
Terapeutik §
Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk) §
Fasilitasi melakukan mobilisasi
fisik, jika perlu §
Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan ambulasi 3.
Edukasi §
Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi §
Anjurkan melakukan ambulasi dini §
Ajarkan ambulasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari
tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)
|
2.
|
D.0056 Intoleransi aktivitas
Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan
aktivitas sehari-hari
Penyebab :
|
L.05047 Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama 1x24 jam , maka Toleransi aktivitas meningkat,dengan kriteria hasil : ·
Frekuensi
nadi meningkat ·
Keluhan lelah
menurun ·
Dispnea saat
beraktivitas menurun ·
Dispnea
setelah aktivitas menurun ·
Perasan lemah
menurun ·
Aritmia saat
aktivitas menurun ·
Aritmia
setelah aktivitas menurun ·
Sianosis
menurun ·
Warna kulit
membaik ·
Tekanan darah
membaik ·
Frekuensi
nafas membaik ·
EKG iskemia
membaik
|
I.05178 Manajemen
Energi Observasi 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional 3. Monitor pola dan jam tidur 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus 2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau
aktif 3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan 4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi 1. Anjurkan tirah baring 2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap 3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak berkurang 4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi Kolaborasi
dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.
Terapi Aktivitas Observasi §
Identifikasi deficit tingkat
aktivitas §
Identifikasi kemampuan
berpartisipasi dalam aktivotas tertentu §
Identifikasi sumber daya untuk
aktivitas yang diinginkan §
Identifikasi strategi meningkatkan
partisipasi dalam aktivitas §
Identifikasi makna aktivitas rutin
(mis. bekerja) dan waktu luang §
Monitor respon emosional, fisik,
social, dan spiritual terhadap aktivitas Terapeutik §
Fasilitasi focus pada kemampuan,
bukan deficit yang dialami §
Sepakati komitmen untuk
meningkatkan frekuensi danrentang aktivitas §
Fasilitasi memilih aktivitas dan
tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan fisik, psikologis,
dan social §
Koordinasikan pemilihan aktivitas
sesuai usia §
Fasilitasi makna aktivitas yang
dipilih §
Fasilitasi transportasi untuk
menghadiri aktivitas, jika sesuai §
Fasilitasi pasien dan keluarga
dalam menyesuaikan lingkungan untuk mengakomodasikan aktivitas yang dipilih §
Fasilitasi aktivitas fisik rutin
(mis. ambulansi, mobilisasi, dan perawatan diri), sesuai kebutuhan §
Fasilitasi aktivitas pengganti
saat mengalami keterbatasan waktu, energy, atau gerak §
Fasilitasi akvitas motorik kasar
untuk pasien hiperaktif §
Tingkatkan aktivitas fisik untuk
memelihara berat badan, jika sesuai §
Fasilitasi aktivitas motorik untuk
merelaksasi otot §
Fasilitasi aktivitas dengan
komponen memori implicit dan emosional (mis. kegitan keagamaan khusu) untuk
pasien dimensia, jika sesaui §
Libatkan dalam permaianan kelompok
yang tidak kompetitif, terstruktur, dan aktif §
Tingkatkan keterlibatan dalam
aktivotasrekreasi dan diversifikasi untuk menurunkan kecemasan ( mis. vocal
group, bola voli, tenis meja, jogging, berenang, tugas sederhana, permaianan
sederhana, tugas rutin, tugas rumah tangga, perawatan diri, dan teka-teki dan
kart) §
Libatkan kelarga dalam aktivitas,
jika perlu §
Fasilitasi mengembankan motivasi
dan penguatan diri §
Fasilitasi pasien dan keluarga
memantau kemajuannya sendiri untuk mencapai tujuan §
Jadwalkan aktivitas dalam
rutinitas sehari-hari §
Berikan penguatan positfi atas
partisipasi dalam aktivitas Edukasi §
Jelaskan metode aktivitas fisik
sehari-hari, jika perlu §
Ajarkan cara melakukan aktivitas
yang dipilih §
Anjurkan melakukan aktivitas
fisik, social, spiritual, dan kognitif, dalam menjaga fungsi dan kesehatan §
Anjurka terlibat dalam aktivitas
kelompok atau terapi, jika sesuai §
Anjurkan keluarga untuk member
penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas Kolaborasi §
Kolaborasi dengan terapi okupasi
dalam merencanakan dan memonitor program aktivitas, jika sesuai Rujuk pada
pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu
|
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnosis, Edisi I . Jakarta : DPP PPNI. 2017
PPNI.
Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia :
Definisi dan Tindakan
Keperawatan ,
Edisi I. Jakarta : DPP PPNI. 2018
PPNI.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria hasil Keperawatan, Edisi I. Jakarta : DPP PPNI. 2018