Minggu, 07 Februari 2021

LP KEBUTUHAN AKTIVITAS

 KEBUTUHAN AKTIVITAS ISTIRAHAT

 

A.  KONSEP DASAR

a.    Definisi

Salah satu tanda kesehatan adalah asanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas, seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak lepas dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal.

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan. Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar.

b.   Klasifikasi

1)   Body mecanic adalah penggunaan organ system secara efesien selektif sesuai fungsinya. Setiap aktifitas yang dibutuhkan perawat harus memperhatikan body mecanic yang benar seperti mengangkat atau memindahkan pasien.

2)   Ortopedik merupakan pencegahan/memperbaiki dari gangguan obat, orang yang badrest.

3)   Body mecanic terbagi

-       Body Dilighment/posture karena otot dan rangka besar

-       Keseimbangan sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah grafis

-       Koordinasi pergerakan tubuh, kemampuan tubuh dalam menjalankan keseimbangan.

 

c.    Etiologi

1.    Rutinitas

Rutinitas/pekerjaan seseorang akan memengaruhi gerakannya/aktivitasnya dan memengaruhi pola istirahatnya

2.    Kerusakan sistem saraf

Seseorang yang sistem saraf terganggu dapat memengaruhi ktivitas maupun istirahatnya.

3.    Gangguan tidur

 

d.   Manifestasi Klinik

Manifestasi pada gangguan aktivitas yaitu tidak mampu bergerak secara mandiri atau perlu bantuan alat/orang lain, memiliki hambatan dalam berdiri dan juga berjalan

 

e.    Faktor-faktor yang mempengaruhi

1.    Usia

Usia mempengaruhi tingkat perkembangan neuromorculer tubuh secara proposional, tentang tubuh, postur pergerakan, dn reflek baik yang optimal

2.    Penyakit

Cacat tubuh, luka pembedahan, penyakit yang memengaruhi aktivitas.

3.    Gaya hidup

4.    Pengetahuan kesehatan tentang mobilisasi, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dampak positif dan negatif dari pergerakan tubuh

5.    Nutrisi

Asupan nutrisi dengan seimbang sangat mempengaruhi kerja otot

6.    Psikososial

7.    Pekerjaan dan lingkungan

8.    Kebudayaan

Kebudayaan tertentu membatasi mobilisasi seseorang.

 

     f.   Komplikasi

-          Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur

-          Tekanan darah mengalami penurunan

-          Suhu tubuh menurun dan emosi stabil

 

g.   Penatalaksanaan

-          Pencegahan primer

Suatu proses episodic pencegahan primer diarahkan pada pencegahan imobiltas dan ketidakaktifan

a.       Hambatan terhadap latihan

b.      Pengembangan progam latihan

c.       Keamanan

-          Pencegahan Sekunder

Menfokuskan pada pemeliharaan fungsi dan pencegahan komplikasi

-          Penatalaksanaan Terapeutik

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  f. Pathway / Rumusan Masalah

Usia

Fisiologis

Gaya hidup

Nutrisi

Pengetahuan

 

 

 

Kelemahan lansia

·      Kurangnya pengetahuan

·      Salah persepsi

·         hipertensi

·         stroke

·         gangguan neuromuskular

·         Under weight

·         Over weight

·  Pekerjaan

· Rutinitas sehari-hari

 

 

 


·        

Gangguan Personal hygn

Gangguan mobilitas fisik

·         Bedrest

·         Pucat

·         Lemah

·         Kurang beraktivitas

·         Bedrest

·         Lemas

·         Sulit menggunakan ekstermitas

·         Nyeri

·         Fraktur

·         Lemah

·         Bedrest

GANGGUAN AKTIVITAS

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Intoleransi Aktivitas

 

 

 

 

 


B.  ASUHAN KEPERAWATAN

1.    Pengkajian

 Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengakjian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi

a)   Anemnesia

Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan tipe makanan dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.

1.  Keluhan Utama

Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat dilakukan pengkajian

2.  Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien bercerita tentang riwayat penyakit, perjalanan dari rumah ke rumah sakit

3.  Riwayat Penyakit Dahulu

Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai penyakit di masa lalu maupun sekarang

4.  Riwayat penyakit Keluarga

 Data yang diperoleh dari pasien maupun keluarga pasien, apakah keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit menurun maupun menular.

2.    Pola kesehatan sehari-hari

-       Pola nutrisi

     Pola asupan makanan pasien meliputi, pola makan, minum, dan kecukupan gizi pasien

-       Pola eliminasi

Pola pasien dalam BAK dan BAB yang meliputi, warna, frekuensi, konsistensi.

-       Pola aktivitas

Gerakan pasien meliputi, pekerjaan pasien yang dapat mengendorkan otot, kebiasaan tidur dan istirahat pasien

-       Personal hygiene

Kebiasaan pasien menjaga kebersihan tubuh, kulit kepala, rambut, gigi, dan genetalia, dengan cara mandi, keramas, menggosok gigi, dan lain-lain.

 

3.    Pemeriksaan fisik

a.    Tingkat kesadaran

Tingkat kesadaran klien berpengaruh terhadap aktivits. Dengan mengkaji menggunakan Skala Coma Glasglow (GCS) dengan hasil 14-15 : normal, 11-13 : disfungsi sedang, 10 atau kurang : disfungsi berat.

-       Respon membuka mata

4 : spontan

3 : terhadap perintah

2 : terhadap nyeri

1 : tidak ada respon

-       Respon verbal

5 : terorientasi

4 : Bingung

3 : kata yang tidak teratur

2 : tidak dapat dimengerti

1 : tidak ada

-       Respon motorik

6 : mematuhi perintah

5 : lokalisasi nyeri

4 : penarikan karena sakit

3 : fleksi abnormal

2 : tidak dapat dimengerti

1 : tidak ada respon

b.    Postur atau bentuk tubuh

Skoliosis, melengkungnya tulang belakang kearah samping, mengakibatkan tubuh melengkung ke kanan/kiri.

Kifosis, perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga menjadi bongkok.

Lordosis, kelengkungan tulang belakang kearah pinggang kearah depan sehingga kepala tertarik kearaha belakang.

c.    Ekstermitas

Kaji kekuatan otot pasien dengn menggunakan skala kekuatan otot.          

4.    Pemeriksaan penunjang

a.    Sinar-X

Sinar-X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan hubungan tulang

b.    EKG

c.    CT-Scan

Pemeriksaan ini menunjukkan rincian bidang tertentu tulang dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak/cedera tendon.

d.   MRI (Magnetik Resonance Imaging)

MRI digunakan untuk memperlihatkan abnormalitas

 

5. Perencanaan

 

No

DIAGNOSA (SDKI)

KRITERIA HASIL (SLKI)

INTERVENSI(SIKI)

1.

D.0056

Gangguan mobilitas fisik

Definisi :

Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara mandiri.

 

Penyebab :

  • Kerusakan integritas struktur tulang
  • Perubahan metabolisme
  • Ketidakbugaran fisik
  • Penurunan kendali otot
  • Penurunan massa otot
  • Penurunan kekuatan otot
  • Keterlambatan perkembangan
  • Kekakuan sendi
  • Malnutrisi
  • Nyeri
  • Program pembatasan gerak

 

L.05042

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 kunjungan, maka Mobilitas Fisik meningkat,dengan kriteria hasil :

  • Pergerakan ekstremitas meningkat
  • Kekuatan otot meningkat
  • Nyeri menurun
  • Kecemasan menurun
  • Kaku sendi menurun
  • Gerakan tidak terkoordinasi menurun
  • Gerakan terbatas menurun
  • Kelemahan fisik menurun

I.05173

Dukungan Mobilisasi

memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas   fisik

Observasi

1.    Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya

2.    Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan

3.    Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi

4.     Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi

 

Terapeutik

1.    Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (misalnya tongkat)

2.    Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu

3.    Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan

 

Edukasi

1.    Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi

2.    Anjurkan melakukan mobilisasi dini

3.    Anjurkan mobilisasi sederhana

 

Dukungan Ambulasi (l.06171)

1.    Observasi

§  Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya

§  Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi

§  Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai ambulasi

§  Monitor kondisi umum selama melakukan ambulasi

2.    Terapeutik

§  Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk)

§  Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu

§  Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi

3.    Edukasi

§  Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi

§  Anjurkan melakukan ambulasi dini

§  Ajarkan ambulasi sederhana yang harus dilakukan (mis. berjalan dari tempat tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai toleransi)

 

2.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

D.0056

Intoleransi aktivitas

 

Definisi :

Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari

 

Penyebab :

  • Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
  • Tirah baring
  • Kelemahan
  • Imobilitas
  • Gaya hidup
  • Monoton

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

L.05047

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam , maka Toleransi aktivitas meningkat,dengan kriteria hasil :

·      Frekuensi nadi meningkat

·      Keluhan lelah menurun

·      Dispnea saat beraktivitas menurun

·      Dispnea setelah aktivitas menurun

·      Perasan lemah menurun

·      Aritmia saat aktivitas menurun

·      Aritmia setelah aktivitas menurun

·      Sianosis menurun

·      Warna kulit membaik

·      Tekanan darah membaik

·      Frekuensi nafas membaik

·      EKG iskemia membaik

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

I.05178

Manajemen Energi

Observasi

1.    Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan

2.    Monitor kelelahan fisik dan emosional

3.    Monitor pola dan jam tidur

4.    Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

 

Terapeutik                         

1.    Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus

2.    Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif

3.    Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan

4.    Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan

 

Edukasi

1.    Anjurkan tirah baring

2.    Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

3.    Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang

4.    Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

 

Kolaborasi

Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.

 

Terapi Aktivitas

Observasi

§  Identifikasi deficit tingkat aktivitas

§  Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivotas tertentu

§  Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan

§  Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas

§  Identifikasi makna aktivitas rutin (mis. bekerja) dan waktu luang

§  Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap aktivitas

Terapeutik

§  Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan deficit yang dialami

§  Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi danrentang aktivitas

§  Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan social

§  Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia

§  Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih

§  Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai

§  Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk mengakomodasikan aktivitas yang dipilih

§  Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulansi, mobilisasi, dan perawatan diri), sesuai kebutuhan

§  Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu, energy, atau gerak

§  Fasilitasi akvitas motorik kasar untuk pasien hiperaktif

§  Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai

§  Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot

§  Fasilitasi aktivitas dengan komponen memori implicit dan emosional (mis. kegitan keagamaan khusu) untuk pasien dimensia, jika sesaui

§  Libatkan dalam permaianan kelompok yang tidak kompetitif, terstruktur, dan aktif

§  Tingkatkan keterlibatan dalam aktivotasrekreasi dan diversifikasi untuk menurunkan kecemasan ( mis. vocal group, bola voli, tenis meja, jogging, berenang, tugas sederhana, permaianan sederhana, tugas rutin, tugas rumah tangga, perawatan diri, dan teka-teki dan kart)

§  Libatkan kelarga dalam aktivitas, jika perlu

§  Fasilitasi mengembankan motivasi dan penguatan diri

§  Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri untuk mencapai tujuan

§  Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari

§  Berikan penguatan positfi atas partisipasi dalam aktivitas

Edukasi

§  Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu

§  Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih

§  Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan kognitif, dalam menjaga fungsi dan kesehatan

§  Anjurka terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai

§  Anjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas

Kolaborasi

§  Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan memonitor program aktivitas, jika sesuai

Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnosis, Edisi I . Jakarta : DPP PPNI. 2017

PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan , Edisi I. Jakarta : DPP PPNI. 2018

PPNI. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria hasil Keperawatan, Edisi I. Jakarta : DPP PPNI. 2018

Prasetyo, Budi. Dkk. 2013. Laporan Pendahuluan Terkait Asuhan Keperawatan Pada Aktivitas, Istirahat, dan Tidur. https://id.scribd.com/doc/297566456/Lp-Aktivitas-Istirahat-Tidur. [Diakses tanggal 19 Januari 2020].

LP KEBUTUHAN AKTIVITAS

  KEBUTUHAN AKTIVITAS ISTIRAHAT   A.   KONSEP DASAR a.     Definisi Salah satu tanda kesehatan adalah asanya kemampuan seseorang mel...